Sabtu, 30 Maret 2019

Berjuang melawan ADB ya nak (part 1)

"Ya, Allah Tuhan seluruh manusia. Ku mohon hilangkanlah rasa sakit ini, sembuhkanlah karena Engkaulah Dzat Yang Maha Penyembuh. Tiada kesembuhan sejati, kecuali kesembuhan yang Engkau datangkan. Yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit dan komplikasi penyakit lainnya."



Bulan Maret 2019 adalah kedua kalinya Asha demam tinggi. November tahun lalu juga 1 Minggu lebih Asha demam ternyata kena tipes dan harus opname 5 hari di RSUD. Kali ini dokter langsung minta cek lab darah Asha. Alhamdulillah hasilnya tidak seburuk yang kami bayangkan. Memang infeksi tipesnya mau kambuh lagi, namun belum parah. Jadi kita hanya diberi obat untuk radang tenggorokan  dan antibiotik untuk tipesnya.

Namun, dokter anak kali ini begitu jeli. Melihat hasil lab darah, dokter lebih menyoroti masalah Hb (hemoglobin) Asha yang sangat rendah yakni hanya 8,3. Padahal batas bawahnya Hb minimal 11. Dokter menjelaskan bahwa kadar hemoglobin yang rendah bisa berpengaruh pada pertumbuhan anak. Bisa menyebabkan anak gagal tumbuh. Tapi saat itu dokter menyarankan untuk terapi hemoglobin setelah Asha sembuh dari radang dan gejala tipesnya dulu.

Sampai di rumah rasa penasaran tentang jumlah Hb masih berkutat di pikiranku. Iseng ku cari di internet, ternyata benar bahwa Hb rendah bisa berpengaruh pada pertumbuhan anak, berdampak juga ke kemampuan kognitif anak, anak lebih cepat lelah, lesu, dan tidak bersemangat. Aku amati memang Asha anaknya selama ini tidak begitu aktif, lebih banyak diam atau suka tidur. Terlihat malas, berbeda dengan kakaknya saat seusia itu. Dan rendahnya nilai Hb ini ternyata karena kekurangan asupan zat besi. Asha anaknya susah sekali makan nasi dan sayur. Bukannya kita sebagai orang tua gag masak sayur, buat masukin nasi dan sayur ke mulutnya saja begitu susah. Harus pakai banyak cara shalat ada nasi masuk ke mulut Asha. Mungkin benar itulah penyebab kenapa Hb nya rendah.

Lalu saya coba buka file hasil lab Asha bulan November lalu, dari 2 hasil lab di rumah sakit berbeda ternyata menunjukkan hasil Hb yang rendah yakni 8,3 dan 8,4. Fix, anakq kena ADB. Apa itu ADB? ADB adalah Anemia Defisiensi Besi yang artinya anemia yang disebabkan karena kekurangan zat besi. Dimana zat besi ini untuk mensintesis hemoglobin. Tanpa hemoglobin yang cukup, tubuh tidak akan bisa memberikan oksigen dari paru-paru ke jaringan dan organ tubuh lainnya.

Berselang 1 Minggu dari pertemuanku dengan dokter anak itu, Asha ku bawa lagi untuk konsultasi lebih serius masalah ADB nya. Dan dokter menjelaskan panjang lebar untuk kesepakatan mengenai terapi zat besi ini. Beliau meyakinkanku bahwa terapi ini tidak bisa instan, tidak bisa Hb langsung naik. Dan aku pun sedikit menghela nafas. Memang sedikit ku bawa di internet, beberapa kasus membutuhkan minimal 6 bulan masa terapinya. Lalu saya sepakat untuk menjalankan terapi obat ADB itu. Dokter memberikan resep tambahan zat bes yang harus diminum Asha 1 bungkus dalam sehari. Harus rutin setiap harinya. Uji coba pertama Asha diberi 20 bungkus zat besi. Dokter mewanti-wantiku agar telaten karena harus setiap hari meminumkannya dan obatnya itu harus tetap kering. Obatnya berbentuk puyer, boleh diminumkan kalau keadaan serbuknya kering, kalau sudah lembek tidak bisa dikonsumsi.

Bismiah... Hamba selalu yakin bahwa Allah kasih penyakit pasti ada obatnya. Yang bisa kami lakukan adalah tawakal, berusaha semampu kami untuk kesehatan buah hati. Tetap semangat Ashaku, pejuang terhebatku... (Lanjut di part 2 ya)

Tidak ada komentar: